Dalam upaya membuka isolasi layanan komunikasi di Indonesia, Telkomsel telah membangun banyak BTS (base transceiver service) di berbagai pedesaan dan wilayah terluar Indonesia. Sebagai satu-satunya operator seluler yang hadir di Kabupaten Mahakam Ulu, saat ini pelanggan Telkomsel di Kabupaten ini telah tercover 13 BTS yang dihadirkan di 9 titik lokasi.
Vice President ICT Network Management Area Pamasuka Telkomsel Samuel Pasaribu mengatakan, kehadiran BTS di wilayah-wilayah terdepan atau yang sebelumnya tidak memperoleh akses telekomunikasi ini semakin mempertegas komitmen Telkomsel dalam membangun dan memajukan seluruh negeri, tidak hanya di kota dan daerah yang menguntungkan secara bisnis.
Seperti diketahui, Telkomsel membangun BTS baru di 3 lokasi wilayah terluar Kalimantan Timur, Kabupaten Mahakam Ulu yang meliputi wilayah Long Melaham, Long Bagun Pemkab, dan Sirau.
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan wilayah terluar Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia, yang memang tertinggal cukup jauh bahkan dari kota kecil terdekat di Kutai Barat.
Sebelumnya penduduk Mahakam Ulu yang tersebar di sepanjang hulu sungai belum bisa menikmati akses internet. Jaringan telekomunikasi yang tersedia hanya bisa dimanfaatkan untuk menelepon dan mengirim pesan singkat.
Dengan hadirnya tambahan BTS baru di Kabupaten Mahakam Ulu, saat ini masyarakat di wilayah tersebut dapat saling berkomunikasi menggunakan layanan Telkomsel yang telah on air sejak akhir Juli 2018.
“Kami terus berupaya menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek kehidupan,” ujar Samuel dalam rilisnya Humas Telkomsel, Jumat (3/8/2018).
BTS di Mahakam Ulu ini, kata Samuel, dilengkapi teknologi broadband. “Kami tak ingin hanya sekedar hadir, namum kami ingin mentransformasi kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah terpencil,” ujar Samuel.
Ke depannya, sambung dia, Telkomsel tidak hanya menghadirkan konektivitas layanan komunikasi, namun menyediakan solusi produk dan layanan digital yang turut mendukung produktivitas masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian daerah pelosok.
“Kondisi geografis dan medan wilayah ini, menjadi tantangan tersendiri bagi Telkomsel dalam membangun jaringan telekomunikasi. Namun demikian tidak menjadi penghambat Telkomsel dalam memberikan yang terbaik untuk negeri,” imbuh Samuel.
Seperti diketahui, dalam waktu tiga tahun terakhir Telkomsel telah membangun 568 BTS di 568 wilayah-wilayah pedesaan yang sebelumnya tidak memperoleh layanan komunikasi atau desa tanpa sinyal di Tanah Air.
Seluruh BTS di wilayah terisolir tersebut tersebar di 14 provinsi, yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan Barat.
Lanjut di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Dari 568 BTS tersebut, 47 di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang berkualitas untuk meningkatkan produktivitas.
Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan mengatakan, kehadiran BTS di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak memperoleh akses telekomunikasi ini semakin mempertegas komitmen Telkomsel dalam membangun dan memajukan seluruh negeri.
Tidak hanya di kota dan daerah yang menguntungkan secara bisnis. “Kami terus berupaya menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek kehidupan,” ujar Bob dalam rilis Humas Telkomsel, Kamis (22/3/2018).
Menggerakan Ekonomi
Kepala Desa Karueng Usmayadi Syarifuddin bersyukur jaringan Telkomsel masuk ke desanya yang dihuni hampir 2.000 Kepala Keluarga (KK) tersebar di Dusun Bampu, Dusun Karueng dan Dusun Penja.
Hadirnya Telkomsel dituturkannya, tak saja merekatkan pertalian keluarga yang jauh terasa dekat. Tapi juga yang utama dapat menopang mata pencarian warga yang sebagian besar bekerja sebagai peternak dan petani.
“Dulu kasihan kami harus manjat di pohon gantung handphone untuk kirim kabar ke keluarga atau relasi. Tapi sekarang tidak lagi, semuanya bisa dilakukan dimana-mana. Apalagi masyarakat sudah pintar memanfaatkan internet utamanya untuk mengakses informasi pertanian,” tuturnya.
Tak hanya itu, sebagai kepala desa, Usmayadi mengakuinya sangat membantu pelayanan desa sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat khususnya di bidang pertanian dan peternakan.
Guru Kelas SD Negeri Penja, Desa Karueng, Kabupaten Enrekang Arman (34) berbagi kisah, betapa haru dan bahagianya bisa menikmati jaringan telekomunikasi dari Telkomsel yang telah lama dirindukannya.
“Telkomsel sangat membantu warga tidak saja berkomunikasi untuk menjalin silaturahmi ke kerabat, tapi juga sangat membantunya dalam menjalankan profesinya sebagai guru kelas,” ujar Arman.
Termasuk membantunya dalam menjalankan profesi lainnya sebagai petani di kampungnya, karena sejak resmi beroperasi BTS tepat dipasang di depan tempat tinggalnya di Desa Penja membuatnya mudah bertukar informasi terkait harga komoditi.
“Untuk berkomunikasi saja warga harus berjuang, mulai dari harus manjat pohon agar mendapatkan signal bagus hingga mengantungkan handphone didepan pintu atau pada tempat tertentu,” kenang Arman.
Bahkan, jika sedang mendapat signal bagus Arman mengaku harus dalam posisi tidak bergerak agar bisa mendengarkan lawan bicara diujung telepon. Kondisi itu harus dirasakan selama bertahun-tahun hingga akhirnya Telkomsel mampu mengakses jaringannya ke pelosok desanya yang terbilang jauh dari pusat kota kisaran 3-5 Kilometer dan aksesnyapun melewati gunung.
“Alhamdulillah sangat senang sekali sejak ada Telkomsel jaringan di Penja sudah sangat bagus. Pertama kali saya telepon ke keluarga di Selayar mereka sangat kaget, suara saya sangat jernih dan untuk membuat mereka percaya saya coba dengan video call di whatss app barulah mereka percaya,” ujarnya sumringah saat dihubungi.
Dulu sebelum signal bagus, lanjut dia, kalau menelpon harus teriak seperti orang sedang bertengkar. Belum lagi suara tidak jelas bahkan harus ke tanah lapang mencari posisi terbaik. Sekarang, tinggal ongkang kaki di depan rumah komunikasi sangat lancar.
“Kehadiran Telkomsel sangat membantu pendidikan dan perekonomian, jaringan bagus membuat warga tidak susah lagi berkomunikasi. Utamanya para petani di sini. Dimana mereka merasa sangat terbantu untuk menopang kegiatan perekonomian. Termasuk membantu dalam jualan online memanfaatkan paket data, tidak saja jualan komoditi tapi juga jual baju hingga kosmetik,” kenangnya.
Dari sisi pendidikan, diakui Arman, hadirnya jaringan terbaik Telkomsel memudahkannya dalam mengajar ke siswa. Karena, sejumlah bahan ajar ke siswa menggunakan youtube ataukah mesin pencarian di dunia maya. Termasuk mengedukasi siswa dalam memanfaatkan teknologi semuanya sudah digunakan.
“Telkomsel sangat membantu kami di sini, meningkatkan ekonomi masyarakat karena kami bisa semakin lancar dalam berbisnis komoditi. Dan membantu dalam menjalankan tugas saya sebagai guru, dengan memanfaatkan jaringan internet saya mencari bahan ajar disini dan memperlihatkan ke siswa,” jelasnya.
Samuel menambahkan, kehadiran jaringan Telkomsel di Desa Karueng ini mampu memberikan kontribusi dalam laju pertumbuhan ekonomi di Desa tersebut dan juga bagi kabupaten Enrekang dalam mengembangkan potensi Desa dan Kabupaten Enrekang terutama dalam sektor pertanian dan peternakan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara meresmikan beroperasinya BTS USO berteknologi 4G di Desa Tolo’oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, NTB. Kehadiran layanan berkecepatan akses data tinggi sejak Oktober 2017 tersebut dimanfaatkan secara positif untuk meningkatkan produktivitas masyarakat yang sebagian besar memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan peternakan.
Sebagai contoh, kini masyarakat semakin cepat dan mudah dalam bertukar informasi dalam bentuk teks maupun foto untuk melaporkan hasil panen jagung maupun melakukan transaksi jual beli pupuk.
Infrastruktur Jaringan 4G
Operator selular pelat merah ini pun telah memperkuat layanan 4G di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas dengan membangun dua BTS 4G baru. Dengan penggelaran infrastruktur jaringan 4G di wilayah berbatasan langsung Vietnam, Kamboja, Singapura, dan Malaysia, kini Telkomsel telah mengoperasikan 89 BTS di Natuna dan Anambas, termasuk delapan BTS 4G.
Upaya Telkomsel dalam membangun layanan 4G di Natuna dan Anambas selaras dengan komitmen dalam memperkuat wilayah terdepan. Ini merupakan lini strategis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). BTS 4G baru di Natuna berlokasi di Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.
Sementara itu, BTS 4G baru di Anambas dibangun di Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas. “Kami berharap pemerintah dan masyarakat dapat mengoptimalkan layanan 4G yang kami gelar untuk meningkatkan produktivitas dalam membangun wilayah Natuna dan Anambas,” imbuh Bob.
Kendati penuh tantangan, lanjut Bob, pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Natuna dan Anambas tetap dilakukan, agar wilayah-wilayah terdepan ini bisa memperoleh layanan yang sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia.
Apalagi Natuna juga memiliki letak yang strategis secara geopolitik dan berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea, dan Taiwan. Selain itu, Natuna juga dikenal sebagai penghasil minyak dan gas.
Dengan adanya kualitas layanan komunikasi yang setara dengan kota besar di Indonesia, perluasan penggelaran jaringan layanan Telkomsel di Natuna dan Anambas diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah ini sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.
Sebagai salah satu upaya dalam menyediakan layanan telekomunikasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, Telkomsel mengoperasikan BTS pertama di Pulau Liran, tepatnya di Desa Ustutun, Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.
Telkomsel menjadi satu-satunya operator seluler yang menghadirkan infrastruktur jaringan telekomunikasi di salah satu pulau terluar di Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste tersebut.
Menteri BUMN Rini Soemarno meresmikan beroperasinya BTS di Pulau Liran. Ikut hadir Bupati Maluku Barat Daya Barnabas Orno, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, dan CEO Telkom Group Alex J. Sinaga di sela-sela program BUMN Hadir Untuk Negeri di Pulau Moa dan Pulau Liran.
“Kita sama-sama berharap, dengan adanya jaringan Telkomsel di Pulau Liran, komunikasi warga dengan warga di pulau lain bahkan provinsi lain bisa meningkat. Semoga layanan telekomunikasi juga mampu mendorong peningkatan kegiatan perekonomian di wilayah ini,” ungkap Rini, menteri BUMN.
BTS Telkomsel di Pulau Liran mampu mengakomodasi kebutuhan komunikasi hingga ribuan pengguna, sehingga sangat memadai untuk melayani Pulau Liran yang berpopulasi penduduk mencapai lebih dari 1.000 jiwa.
“Dengan semangat tanpa batas, kami selalu berupaya membangun jaringan untuk memajukan negeri dan melayani masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, tanpa terkecuali, termasuk di wilayah-wilayah yang secara bisnis tidak menguntungkan,” Bob Apriawan yang turut serta dalam kunjungan tersebut dalam rilis Telkomsel, Selasa (8/8/2018).
Masyarakat di Pulau Liran yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan umumnya melakukan transaksi jual beli hasil tangkapan ikan dengan pengepul yang merupakan warga Timor Leste.
Selama ini, untuk menjual ikan langsung ke Timor Leste, nelayan di Pulau Liran harus berlayar menggunakan perahu selama lima jam, tak jarang sampai bermalam di tengah lautan.
“Kami terus berupaya agar layanan Telkomsel dapat menjangkau seluruh wilayah populasi Indonesia. Sehingga ke depannya negara kita tercinta benar-benar terhubung seutuhnya dengan adanya jaringan telekomunikasi,” jelas Bob.
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan, Telkomsel memiliki visi untuk menyatukan Indonesia melalui hadirnya layanan telekomunikasi di berbagai lokasi di Indonesia sehingga masyarakat bisa saling terhubung kapan pun dan di mana pun.
“Komitmen ini terus kami pertahankan hingga saat ini. Dimana kami konsisten membangun daerah-daerah pelosok agar tidak terisolasi dari sisi telekomunikasi,” ujar Ririek.
Di program Merah Putih, kata Ririek, Telkomsel menerapkan teknologi berkonsep remote solution system yang dinamakan Very Small Aperture Terminal-Internet Protocol (VSAT-IP) yang berbasis satelit ditambah dengan teknologi power supply yang menggunakan solar panel system.
“Teknologi ini merupakan solusi layanan komunikasi yang cocok untuk diterapkan di daerah terpencil dengan infrastruktur yang sangat terbatas dan kondisi geografis yang sangat ekstrim, seperti pedesaan dan wilayah terdepan Indonesia. Dengan diimplementasikannya teknologi ini, pelanggan dapat menikmati layanan suara, SMS, dan data dengan kualitas yang memadai,” imbuhnya.
Dalam upaya mengantisipasi lonjakan trafik layanan di wilayah sekitar terjadinya bencana erupsi gunung berapi di Kabupaten Karangasem, Bali, Telkomsel pun bergerak cepat. Menyusul delapan unit compact mobile base station (Combat) atau mobile BTS dan menyiagakan 83 unit genset sebagai backup yang diharapkan dapat membantu memaksimalkan layanan kepada pelanggan. Di mana 81 BTS yang menjangkau wilayah Gunung Agung dan sekitarnya tetap berfungsi normal.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Adita Irawati mengatakan, saat ini kelancaran dan kenyamanan komunikasi pelanggan masih tetap terjaga dengan baik dan kami terus berupaya menjaga kualitas layanan tetap optimal. (lin)