Hasil riset AIA Healthy Living Index 2018 mengungkap, tingkat kepuasan masyarakat di Asia terhadap kesehatan mereka menurun dari 84% di 2016 menjadi 81% di 2018. Walaupun merasa kurang puas dengan kesehatan mereka, gaya hidup sehat yang dijalankan masyarakat di Asia Pasifik meningkat dari 4.7 di 2016 menjadi 5.0 di 2018.
Semakin banyak masyarakat yang menyatakan mereka berolahraga dalam durasi lebih lama dengan rata-rata durasi 3.6 jam, meningkat dari 3.0 jam di 2016. Namun, meningkatnya durasi olahraga tidak diimbangi dengan pola makan sehat. Sebagian masyarakat mengakui sulit untuk mempertahankan diet mereka dan hanya 52% yang terus menjalankan program diet mereka.
Kondisi berbeda ditunjukkan di Indonesia, di mana skor AIA Healthy Living Index 2018 naik menjadi 62 dibanding tahun 2016 dengan skor 58 dan 2013 dengan skor 55. Sebanyak 96% orang Indonesia merasa puas dengan kesehatannya, meningkat 3% dibandingkan tahun 2016 dan menempatkan Indonesia di peringkat 11 dari 16 negara Asia Pasifik. Sebelumnya Indonesia menduduki peringkat 14 tahun 2016 dan peringkat 15 tahun 2013.
Meningkatnya kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mereka tidak tercermin dalam gaya hidup yang dijalankan. Aktivitas hidup sehat yang dilakukan menurun dari 4.0 tahun 2016 menjadi 3.6 tahun 2018 dan merupakan yang terendah di antara negara Asia Pasifik lain.
Banyaknya usaha yang dibutuhkan untuk berolahraga menjadi alasan utama masyarakat berhenti berolahraga (37%). Di peringkat kedua, sebanyak 32% masyarakat Indonesia lebih memilih melakukan hal lain. Selain itu, hanya 5% masyarakat Indonesia yang mengalokasikan biaya untuk olahraga.
Pandangan orang terhadap makanan sehat mulai berubah. Di 2018, sebanyak 73% masyarakat Indonesia menganggap makanan sehat lebih murah, sementara pada 2016, 62% masyarakat menganggap makanan sehat lebih mahal. Sama halnya dengan olahraga, masyarakat memutuskan untuk berhenti mengonsumsi makanan sehat karena dianggap tidak efektif (37%) dan membutuhkan banyak usaha (32%).
Head of Brand and Communication, PT AIA FINANCIAL Kathryn Monika Parapak mengatakan, AIA Healthy Living Index adalah survei yang kami lakukan di Asia Pasifik untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai kesehatan dan harapan mereka untuk hidup yang lebih baik.
“Melalui survei ini, kami dapat memahami tren kesehatan saat ini sehingga kami dapat membantu masyarakat hidup lebih sehat, lebih lama dan lebih baik. Survei ini juga menjadi dasar pendekatan kami untuk pengembangan produk dan layanan, serta berbagai inisiatif untuk memotivasi masyarakat menjalankan pola hidup sehat,” ujarnya
Selain menjaga hidup sehat, medical check-up juga penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan mendeteksi penyakit sejak dini. Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan medical check-up masih rendah karena merasa dirinya sehat.
Sementara beberapa penyakit kritis terkadang tidak memiliki gejala khusus, namun dapat menyebabkan kematian. Salah satunya adalah penyakit jantung yang juga dikenal dengan silent killer karena tidak menunjukkan gejala awal. Bahkan gejala awal penyakit kanker pun sering diabaikan karena memiliki gejala yang menyerupai penyakit umum.
Penyakit kritis dapat berdampak serius jika tidak ditangani sejak dini, tidak hanya terhadap kesehatan tapi juga berdampak pada keuangan. Tingginya biaya untuk pengobatan penyakit kritis menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat Indonesia (87%) dan penyakit kanker diperkirakan dapat menyebabkan implikasi keuangan serius (53%).
Kekhawatiran ini semakin jelas dengan adanya kesenjangan antara kebutuhan finansial yang harus disiapkan saat menghadapi kondisi penyakit kritis dengan biaya yang mungkin muncul (financing gap).
Untuk pengobatan kanker, responden memperkirakan rata-rata 43% dari biaya yang harus mereka tanggung. Responden di Indonesia juga mengatakan, kebutuhan biaya untuk penyakit jantung 38% dan 24% untuk diabetes dari biaya yang mungkin muncul.
Raissa E. Djuanda mengatakan, sejalan dengan hasil survey AIA Healthy Living Index 2018, salah satu temuan yang menjadi perhatian dalam Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 adalah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular.
“Kenaikan ini berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat, terutama pola makan. Mengadopsi pola makan sehat tidak sesulit yang dibayangkan. Sebagai langkah awal, perbanyak konsumsi sayur dan buah serta membatasi konsumsi makanan kemasan,” imbuhnya.
Asupan total lemak, pesannya, sebaiknya tidak melebihi 30% dari total asupan energi serta konsumsi sayur dan buah setidaknya 400gr per hari. “Selain itu, masyakarat disarankan untuk menjaga porsi saat mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Dengan diet yang seimbang dan rutin berolahraga dapat membantu mengurangi risiko obesitas, kanker, jantung, diabetes dan penyakit tidak menular lain,” katanya.
instruktur zumba dan owner Sana Studio Laila Munaf mengatakan, olahraga saat ini begitu mudah untuk dilakukan. Berbagai sarana olahraga bermunculan tidak hanya di kota besar. Akses informasi yang luas juga memudahkan masyarakat untuk mencari berbagai informasi seputar olahraga sehingga olahraga di rumah pun dapat menjadi efektif.
“Untuk itu yang terpenting adalah keinginan dan kesadaran untuk hidup sehat dengan aktif dan rutin berolahraga. Dengan hidup sehat, kita dapat menikmati hidup yang berkualitas,” tuturnya.
Sebagai respon atas kondisi kesehatan masyarakat saat ini, AIA secara konsisten berupaya untuk membuat perubahan positif dalam hidup masyarakat dengan menyediakan produk proteksi dan rencana keuangan jangka panjang serta secara aktif menyerukan gaya hidup sehat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai inisiatif hidup sehat diluncurkan oleh AIA, salah satunya adalah program AIA Sepak Bola untuk Negeri untuk mengajak masyarakat menjalankan gaya hidup sehat melalui partisipasi aktif dalam olahraga.
Melalui program ini, AIA mendonasikan 10 ribu bola untuk anak-anak Indonesia dan menggelar coaching clinic sepak bola di berbagai kota bersama International Development Coach Tottenham Hotspur dan tokoh sepak bola Indonesia.
Pada awal Desember 2018, AIA juga menggelar Kompetisi Nasional AIA Championship for Women sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pemberdayaan perempuan dalam olahraga. Melalui program ini, AIA berupaya untuk menginspirasi perempuan untuk lebih sering berolah raga, sekaligus mengakomodir minat mereka terhadap sepak bola dan membantu mengembangkan potensi mereka.
AIA Healthy Living Index telah dilakukan sejak 2011 dan index 2018 ini adalah edisi yang keempat. Untuk AIA Healthy Living Index 2018, survei dilakukan terhadap 11.000 responden usia 18 tahun ke atas dari 16 negara, termasuk 750 responden dari Indonesia.
Ke-16 negara tersebut adalah Australia, Kamboja, China daratan, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Macau, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Metode survei dilakukan dalam tiga cara yaitu wawanca melalui online, tatap muka secara langsung dan melalui telepon. (ita)