PT Pegadaian mencatatkan laba bersih pada Kuartal III-2018 sebesar Rp 1,98 triliun. Perolehan ini meningkat 6,39% dibanding periode sama tahun lalu. Peningkatan laba bersih seiring melonjaknya pendapatan sebesar Rp 8,479 triliun dan turunnya beban usaha menjadi Rp 5,018 triliun.
Direktur Utama PT Pegadaian Sunarso mengatakan, adapun posisi outstanding loan (pinjaman yang disalurkan) hingga September 2018 mencapai Rp 39,684 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding periode sama 2017 sebesar Rp 36,360 triliun.
“Kinerja yang positif sepanjang tahun ini didorong berbagai terobosan inovasi produk dan layanan. Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Pegadaian menunjukkan penurunan menjadi 1,8 persen,” ujar Sunarso di sela-sela Peluncuran The Gade Coffee & Gold ke 19, Kantor Pusat Pegadaian, Rabu (7/11).
Sementara return on equity (ROE) dan return on assets (ROA) menunjukkan kenaikan yang signifikan, masing-masing sebesar 13,8 persen dan 5,1%. “Keuangan kami cukup likuid dan makin efisien. Pegadaian masih akan terus fokus di sektor mikro karena hampir 90 persen nasabah kami di sektor itu,” imbuhnya.
Pegadaian saat ini terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan terhadap nasabah, antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian.
Hingga akhir tahun ini, Pegadaian menargetkan bisa memiliki sebanyak 8.044 agen di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 3.000 agen gadai, 6.000 agen pemasaran dan 2.044 sales force. Sampai akhir Agustus 2018, tercatat jumlah agen yang sudah bergabung sebanyak 6.003 agen diseluruh Indonesia. “Jumlah agen saat ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,45 persen,” ungkapnya.
Pegadaian saat ini memiliki 12 kantor wilayah yang membawahi sekitar 4.571 outlet. Jumlah ini mampu melayani 6.992 ribu nasabah, dengan omset mencapai Rp 87,031 triliun.
Di bagian lain Sunarso mengatakan, perusahaan pembiayaan pelat merah ini mencatatkan tabungan emas mencapai tiga ton hingga kuartal III-2018. Angka ini melampaui dari target yang sebelumnya dipatok hanya 1,5 ton hingga akhir 2018. “Tabungan emas kita di masyarakat sudah tiga ton lebih dan kemudian target untuk tahun ini sendiri 1,5 ton sudah lewat,” ujarnya.
Sunarso sendiri tidak menyangka jumlah total tabungan emas pada kuartal III-2018 dapat mencapai sebanyak tiga ton. Padahal dirinya hanya memperkirakan hanya 1,8 ton. Sedangkan jumlah nasabah tabungan emas sendiri tercatat sebanyak 1,4 juta orang. “Karena target kita itu sebenarnya 1,8 ton sekarang. Berarti sebenarnya antusias masyarakat untuk menabung emas itu cukup tinggi,” katanya. (lin)