Plastics & Rubber Indonesia 2018, pelopor dan satu-satunya pameran untuk industri pengolahan plastik dan karet berskala global di Indonesia, akan kembali diselenggarakan, 14-17 November 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Bersamaan dengan Drinktech Indonesia, Plaspak Indonesia, Mould & Die Indonesia, serta Printech Indonesia; pameran selama empat hari ini menyajikan berbagai tren terkini di industri plastik, pengolahan minuman, serta teknologi dan solusi pengemasan.
Project Director Pamerindo Indonesia Wiwiek Roberto mengatakan, pameran ini juga akan menghubungkan lebih dari 470 perusahaan dengan lebih dari 13 ribu buyers dan profesional, lewat berbagai macam teknologi plastik dan karet yang komprehensif, serta seminar yang menampilkan inovasi dan peluang di industri terkait.
“Melalui pameran ini, kami akan membawa ratusan profesional di industri plastik dan karet, mulai dari proses pengolahan, pembuatan bahan baku, hingga pengemasan minuman. Peserta pameran ini berasal lebih dari 20 negara,” ujar Wiwiek di Jakarta, Selasa (6/11).
Termasuk Cina, Indonesia, Taiwan, Italia, Jepang, Singapura, dan Jerman. Karenanya, kata Wiwiek, ratusan buyers dan supplier yang hadir akan mendapatkan banyak pilihan teknologi untuk memenangkan kompetisi bisnis, khususnya di pasar global.
Industri food and beverage (F&B) saat ini mengalami pertumbuhan pesat, klaim dia, salah satunya berkat inovasi pengemasan produk. Menurut riset dari Euromonitor Internasional, penggunaan plastik saat ini semakin populer di Indonesia, khususnya untuk sektor F&B dan consumer goods.
Apalagi, lanjut dia, Indonesia juga menjadi produsen karet terbesar kedua di dunia, sekaligus pemasok karet utama untuk pasar global, seperti dilansir oleh Indonesia Investment. Tak hanya menjaga kualitas produk, pengemasan juga menjadi salah satu inovasi pemasaran yang membuat sebuah brand menonjol di pasaran.
Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo mengatakan, agar bisa terkoneksi dengan setiap tren kemasan terkini, penting untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dengan berfokus pada pengembangan keterampilan dan peningkatan jumlah kemasan ramah lingkungan untuk keberlangsungan bisnis.
Pameran ini didukung penuh oleh berbagai asosiasi di bidang plastik dan karet serta F&B, seperti Indonesian Packaging Federation (IPF), Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), dan Perkumpulan Pelaku Daur Ulang Plastik Indonesia (IPR).
Selama pameran, mereka juga berbagi pengetahuan kepada para pengunjung, mengenai tantangan dan pengaplikasian teknologi terbaru untuk proses pengemasan yang sustainable.
Direktur Eksekutif IPF Henki Wibawa mengatakan, isu global sustainability saat ini telah menjadi perhatian yang sangat penting. Karenanya, kita perlu kreatif melahirkan inovasi kemasan baru, dengan berpedoman pada 4R (reduce, reuse, recycle, recover).
“Selain itu, penting juga untuk terus meningkatkan produktivitas mesin lewat otomatisasi, mengingat saat ini kita menyasar pada generasi baru yang selalu update dengan teknologi terkini,” ujar Henki.
Business Development Director IPR Ahmad Nuzuludin mengatakan, teknologi daur ulang di Indonesia saat ini masih cukup tertinggal. Penting untuk kita terus mengupayakan kemajuan bersama, khususnya bagi pendaur ulang dan para pemilik bisnis.
“Hasilnya, bukan saja menghindarkan pencemaran lingkungan dari plastik, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi penyedia layanan teknologi informasi,” tutupnya. (lin)