Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerja sama Persatuan Guru Indonesia (PGRI) dan PT Wahyu Promo Citra melalui Indonesia International Education & Training Expo (IIETE), ke- 28 akan menyelenggarakan Edutech Expo 2019, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Selatan, 14-17 Februari 2019 mendatang.
Mengangkat tema Teknologi untuk Pendidikan Indonesia 4.0, pameran ini diselenggarakan sebagai respon terhadap perkembangan teknologi informasi. Baik hardware maupun software, terutama untuk pemanfaatan dalam pembelajaran dan pendidikan.
Kepala Pustekkom Kemendikbud, Gogot Suharwoto mengatakan, pameran ini diharapkan akan memberikan pemahaman, wawasan dan pengetahuan bagi guru dan stakeholder seperti praktisi teknologi untuk mempersiapkan pendidikan Indonesia menyongsong Pendidikan 4.0.
“Industri teknologi pendidikan adalah salah satu item pendukung pendidikan dalam menunjang proses belajar mengajar. Pesatnya perkembangan teknologi pendidikan menuntut guru sebagai pendidik profesional meningkatkan kemampuan di bidangnya,” ujar Gogot saat memberikan sambutan pada acara seminar sosialisasi Edutech Expo 2019 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 18 Oktober 2018.
Edutech Expo 2019 diselenggarakan atas dukungan dan kerja sama Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Pustekkom Kemendikbud adalah pameran yang menampilkan produk / jasa / sarana / prasarana pendidikan termasuk pengadaan barang perangkat laboratorium pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi.
Di antara jenis produk tersebut adalah komputer / laptop, alat peraga pendidikan, interactive whiteboard, proyektor, CCTV, provider jaringan internet, software dan multimedia pendidikan, dan lain-lain.
Edutech Expo 2019 akan menjadi wahana bagi para guru/dosen, kepala sekolah, pimpinan yayasan pendidikan di Jakarta dan sekitarnya yang akan diundang untuk mengenal, mempelajari dan meningkatkan wawasan di bidang teknologi pendidikan.
Pameran tersebut juga akan menjadi rujukan bagi yayasan/lembaga pendidikan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikannya untuk menciptakan proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Dalam pameran tersebut, diselenggarakan juga seminar/workshop yang akan mengundang guru, kepala sekolah, dan pimpinan yayasan pendidikan, diantaranya tentang peningkatan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Di samping itu, juga akan diselenggarakan Bursa Produk SMK, Lomba-Lomba / Game, Demo Alat Peraga / Teknologi Pendidikan, dll.
Kini teknologi sudah menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Di perkantoran, rumah tangga, kalangan eksekutif, masyarakat biasa bahkan kaum ibu sudah akrab dengan teknologi ini.
Revolusi Industri 4.0
Terlebih di zaman revolusi industri 4.0 saat ini, teknologi sudah menyatu dalam segala aspek kehidupan manusia. Teknologi terus melekat, tak ada lagi ruang privat dan public, segalanya terbuka tanpa batas. Dengan teknologi, yang kini serba digital, maka semua kegiatan dapat dilakukan dengan efektif, efisien dan produktif.
Termasuk juga di dunia pendidikan. Dengan menggunakan teknologi, maka proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terkontrol. Kemampuan pemahaman anak-anak pun dapat lebih meningkat.
Menurut Gogot, penggunaan teknologi perlu diwaspadai dan kehati-hatian karena hasilnya bisa jadi negatif. “Dunia teknologi digital mempunyai dua sisi, bisa membuat jadi lebih produktif untuk belajar atau sebaliknya malah membuat malas belajar.
Maunya main game saja. Maka diperlukan pemberian pemahaman kepada anak-anak melalui stakeholder pendidikan (sekolah) bahwa teknologi itu harus dugunakan untuk lebih memacu hal-hal yang positif,” ujarnya.
Teknologi menjadi pendukung dalam menunjang proses belajar mengajar. Pesatnya perkembangan teknologi pendidikan menuntut guru sebagai pendidik profesional untuk meningkatkan kemampuan di bidangnya.
Gogot mengatakan, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 perlu adanya perubahan dalam kurikulum, siswa, guru, dan juga sekolah. “Ke empat item itu harus kita siapkan. Dari sisi kurikulum, bagaimana menyiapkan anak-anak kita familiar dengan big data. Contohnya bagaimana menggunakan ponsel pintar dan aplikasi lainnya. Dan lain sebagainya,” katanya.
Saat ini dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 dan membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya mengandalkan kemampuan teknis saja. Wacana maupun diskusi yang sedang berkembang mengenai persiapan Indonesia menghadapi era Revolusi Industri 4.0 pun menyeruak.
Penerapan konsep Industri 4.0 atau industri berbasis teknologi informasi, perlu diselaraskan dengan sektor pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia, yang berkualitas di Tanah Air.
“Penerapan teknologi informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan,” katanya.
Gogot menilai saat ini dunia pendidikan sedang mengalami ‘goncangan’ menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0 yang menuntutnya untuk terus berinovasi. Karenanya ajang Edutech Expo 2019 bisa menjadi salah satu wadah untuk menunjukan inovasi-inovasi teknologi yang bisa diaplikasikan dalam dunia pendidikan.
“Jadi dunia pendidikan semua sudah memerlukan teknologi baik itu siswa, guru maupun institusi sekolahnya. Dari sisi pemerintahannya yang dengan Perpres Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) itu juga mengatur agar semua layanan termasuk pendidikan harus berbasis elektronik, mulai dari penyaluran BoS, Pelaporan BOS, dana alokasi khusus pokonya semua dana alokasi anggaran pendidikan akan berbasis elektronik,” terang Gogot.
Gogot berharap dengan adanya ajang Edutech 2019 yang menampilkan pemanfaatan teknologi di dalam dunia pendidikan, diharapkan akan mampu menggeser sifat pendidikan yang cenderung introvet (tertutup) menjadi ekstrovet (terbuka) dan lebih proaktif, sehingga akan semakin memberdayakan proses belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan kompetitif.
“Even ini merupakan pameran teknologi terbaru, terkini dalam mengolah data, dalam menampilkan multimedia, dalam mengelola jaringan di bidang pendidikan memang ini kan baru pertama yaa, mudah-mudahanan bisa langsung rame dan diterima masyarakat,” pungkasnya.
Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi menilai pelatihan yang diberikan kepada guru untuk merespons kebutuhan Revolusi Industri 4.0 masih kurang. “Pelatihan guru masih sangat kurang Padahal inti dari kualitas guru bukan pada pelaksanaan sertifikasi guru,” katanya. (lin)