Universitas Mercu Buana (UMB) terus berupaya melahirkan produk riset yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Terkait itu para ilmuwan UMB pun menggandeng sejumlah ilmuwan alumni Jerman untuk mewujudkan upaya tersebut.
Rektor UMB Arissetyanto Nugroho mengatakan, riset-riset yang dilakukan ilmuwan di perguruan tinggi sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal tersebut ditunjang berbagai factor. Di antaranya arus informasi yang begitu luas dan cepat serta kerja sama yang baik dengan para ilmuwan lain.
“Hilirisasi riset merupakan langkah lanjut dari budaya riset yang sudah tumbuh dikalangan dosen dan mahasiswa UMB. Melalui hilirisasi inilah dapat terlihat kebermanfaatan sebuah riset,” ujar Arissetyanto saat membuka seminar Memburu Beasiswa ke Eropa – Seri III di kampus UMB, Sabtu (25/8), seperti dirilis Humas Universitas Mercu Buana, Senin (27/8).
Dalam kesemaptan ini, sambung Arissetyanto, kehadiran ilmuwan alumni Jerman dapat memberikan manfaat tambahan. Terutama dalam merumuskan karya riset yang mampu menjadi sebuah produk massal.
Hal ini tentu butuh keterampilan dan pengetahuan tambahan. “Hilirisasi riset perguruan tinggi akan menjadi jalur keterpautan perguruan tinggi dengan masyarakat. Sekaligus menjadi pengabdian perguruan tinggi,” imbuhnya.
Pengurus Ikatan Alumni Jerman, Indra Kusuma menegaskan hilirisasi riset merupakan bagian penting dari kebermanfaatan riset. Sekaligus merupakan langkah mengembangkan riset berikutnya. Sehingga memang perlu hilirisasi riset itu dilakukan.
Dia mengakui beberapa hal yang harus terus didorong oleh ilmuwan Indonesia adalah kemampuan menjadikan riset sebagai produk yang menjawab kebutuhan masyarakat. Hal tersebut yang terjadi pada perguruan tinggi di Eropa, dimana karya risetnya mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
“Dalam proses kemudian riset yang sudah menjadi produk kebutuah masyarakat, akan memasuki tahap industry. Di sinilah seroang ilmuwan menjadi lebih bermakna lagi,” pungkasnya. (lin)