835 Mahasiswa Papua Eksodus karena Hoaks, MRP Keluarkan Maklumat Kembali

Bakar-bakaran warnai aksi demonstrasi di Jayapura yang membuatnya lumpuh. foto: internet

Sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua atau  daerah lain di Indonesia eksodus pulang kampung ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi dari informasi yang tidak benar alias Hoaks.

Sebelumnya, Senin (21/8/2019), Majelis Rakyat Papua (MRP) mengeluarkan maklumat yang meminta mahasiswa dan mahasiswi tidak merasa nyaman, tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, diminta untuk pulang. Setelah pulang mereka lanjutkan pendidikan di Tanah Papua.

Keluarnya maklumat MRP 21 Agustus ini dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab dengan menyebar informasi hoaks bahwa mahasiswa/mahasiswi Papua dan Papua Barat yang tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi ada menerima tekanan dan ancaman serta keselamatan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.

Senin (9/9/2019), MRP kembali mengeluarkan imbauan agar mahasiswa yang telah pulang ke Papua untuk melanjutkan studinya di daerah tempat belajarnya. MRP telah mengeluarkan maklumat Nomor: 06/MRP/2019 yang berisi kepada seluruh mahasiswa Papua disemua kota studi pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk tetap melanjutkan studi.

Ketua MRP Timotius Murib mengatakan, dengan ini MRP mencabut maklumat tanggal 21 Agustus 2019 nomor 05/MRP/2019 sekaligus diserukan agar mahasiswa Papua yang belum ke provinsi Papua untuk tetap melanjut studi di masing-masing kota studi.

“Sedangkan mahasiswa Papua yang sudah terlanjur kembali ke Papua agar segera kembali ke kota studi sebagai duta kultural orang asli Papua yang dapat hidup harmonis dengan seluruh elemen bangsa ini,” ujar Timotius dalam keterangan persnya di Jayapura, seperti dilansir WA Group Jurnalis PAN-RB, Senin (9/9/2019).

Imbauan yang sama juga dikeluarkan Bupati Puncak Willem Wandik menyusul telah kondusifnya situasi di Papua dan Papua Barat. Pertama, Willem mengimbau kepada seluruh mahasiswa asal Kabupaten Puncak untuk tidak terprovokasi terhadap isu eksodus mahasiswa dari seluruh Jawa-bali, Makassar dan Manado dengan tetap melanjutkan perkuliahan di tempat semula sebagaimana biasanya sampai dengan selesai.

“’Kedua, tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa seluruh mahasiswa yang pulang ke Papua dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di Perguruan Tinggi di Papua, akibatnya dapat mengganggu perkuliahan selanjutnya,” kata Willem.

Kemudian, yang ketiga, Pemerintah Kabiupaten Puncak tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa yang pulang ke Papua maupun kembali ke tempat semula sehubungan dengan permasalahan dimaksud.

“Terakhir, pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua di tempat masing-masing dan apabila ada hal-hal yang mengintimidasi salam proses perkuliahan selanjutnya maupun aktivitas lainnya agar melaporkan kepada pihak berwajib setempat,” pungkas Willem.

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja mengakui saat ini tercatat 700 mahasiswa asal Papua yang sebelumnya kuliah di berbagai perguruan tinggi pulang dan berada di Jayapura.

Kepulangan ratusan mahasiswa itu sangat disayangkan karena akan berdampak kepada masa depan mereka sendiri. “Sekitar 700 mahasiswa yang sudah pulang itu terbanyak yang kuliah di Manado,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Rodja seusai melakukan pertemuan dengan Rektor Uncen dan Purek III USTJ di Jayapura, Senin (9/9/2019).

Dikatakannya, Kapolri sendiri sudah menyampaikan kepada seluruh kapolda agar memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswa sehingga mereka tetap berkuliah dengan aman hingga selesai.

“Mahasiswa jangan menjadi korban dari kepentingan elit-elit atau kelompok tertentu karena sangat kecil kemungkinan mereka dapat melanjutkan pendidikannya di berbagai perguruan tinggi yang ada di Papua,” kata Irjen Pol Rodja.

Kapolda mengajak mahasiswa yang masih berada di berbagai kota di Indonesia agar tetap melanjutkan pendidikannya dan tidak terpengaruh karena keamanan mereka dijamin seperti halnya mahasiswa lainnya. “Tidak perlu takut dan lakukanlah aktivitas seperti biasa karena polisi menjamin keamanan,” tegasnya.

Menko Polhukam, Wiranto mengatakan, sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus ‘pulang kampung’ ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi.

“Ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar,” kata Menko Polhukam, Wiranto saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/9/2019).

Keluarga mahasiswa yang berada di Papua mendapatkan informasi kalau tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi itu akan ada tekanan dan ancaman serta keselamatan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.

“Itu hoaks dan tidak benar. Mereka kemudian dibiayai orang tua masing-masing kembali ke Papua. Tapi, setelah mendapatkan informasi dari Panglima TNI dan kembali ke Jayapura ternyata tidak ada masalah apa-apa, mereka juga menyesal dan ingin belajar ke tempat belajarnya semula,” kata Wiranto.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pun menjanjikan untuk menyiapkan dua pesawat angkut Hercules untuk mengangkut pelajar dan mahasiswa untuk kembali belajar ke daerah tempat belajarnya.

“Pemulangan kembali ke tempat studi sudah dirancang karena keinginan mereka sendiri untuk kembali dan MRP sudah mengeluarkan imbauan untuk kembali melanjutkan belajarnya. Hercules sudah siap di Papua tinggal tunggu saja,” kata Wiranto. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *