Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan hasil kelulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Angkatan 1 Tahun 2025 dengan capaian menggembirakan. Dari 70.215 peserta, sebanyak 69.757 guru dinyatakan lulus. Ini setara dengan tingkat kelulusan gabungan sebesar 99,35%.
Capaian tersebut mencakup dua kategori peserta, yaitu first taker dan retaker. First taker adalah peserta yang mengikuti ujian untuk pertama kalinya setelah menyelesaikan rangkaian program PPG.
Sementara itu, retaker adalah peserta yang sebelumnya belum lulus dalam salah satu atau kedua jenis ujian, dan kembali mengikuti pada periode ini. Tingginya tingkat kelulusan dari kedua kelompok menunjukkan keberhasilan PPG Kemenag dalam meningkatkan kualitas guru binaan.
“Kelulusan PPG ini merupakan hasil dari proses panjang dan ketat. Para guru tidak hanya diuji secara pengetahuan, tapi juga kinerjanya di kelasm,” ujar ujar Ketua Panitia Nasional PPG Kemendikbudristek Subanji, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Rabu (16/7/2025).
Adapun informasi detail terkait status kelulusan peserta dapat diakses secara langsung melalui akun LMS (Learning Management System) masing-masing. Peserta diimbau untuk segera masuk ke akun LMS dan memastikan status serta langkah-langkah lanjutan sesuai arahan sistem.
PPG Angkatan 1 diikuti guru dari berbagai latar belakang bidang studi. Bidang studi dengan jumlah peserta terbanyak adalah Pendidikan Agama Islam dengan lebih dari 21.700 peserta, diikuti oleh Guru Kelas MI dan Fikih.
Tingkat kelulusan di hampir seluruh bidang studi sangat tinggi, dengan sejumlah bidang bahkan mencatatkan kelulusan di atas 99,5%. Di antaranya, Bahasa Arab mencapai 99,81%, Sejarah Kebudayaan Islam 99,69%, Pendidikan Agama Buddha 99,73%, Guru Kelas RA 99,65%, dan Pendidikan Agama Kristen 99,47%.
Satu peserta dari bidang Pendidikan Bahasa Indonesia juga tercatat lulus 100%. Sementara itu, bidang dengan tingkat kelulusan relatif lebih rendah (meski tetap sangat tinggi) adalah Quran Hadis, yakni 98,95%.
Menariknya, tingkat kelulusan tinggi tidak hanya dicapai oleh peserta muda, tetapi juga oleh guru-guru dari kelompok usia yang lebih senior. Peserta berusia di bawah 30 tahun mencatatkan tingkat kelulusan sebesar 99,89%, disusul peserta usia 30 hingga 35 tahun dengan 99,83%.
Peserta usia 35–40 tahun lulus 99,59%, usia 40–45 tahun 99,14%, dan usia 45–50 tahun 98,66%. Bahkan pada kelompok usia di atas 50 tahun, capaian kelulusan tetap impresif, dengan peserta usia 50–55 tahun mencatatkan 99,41%, dan peserta di atas 55 tahun mencapai 99,56%.
Total peserta yang tidak lulus sebanyak 458 orang atau hanya 0,65%. Mayoritas tidak lulus bukan karena nilai rendah, tapi kendala administratif, seperti tidak mengunggah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), video praktik pembelajaran, atau tidak mengisi Surat Konfirmasi Kehadiran (SK).
Ketua Panitia Nasional PPG Kemenag Thobib Al Asyhar, menyampaikan bahwa capaian kelulusan yang sangat tinggi ini adalah buah dari sinergi antara panitia, LPTK mitra, dan para guru peserta.
“Capaian ini bukan sekadar angka. Ini adalah cermin dari semangat para guru kita untuk terus tumbuh dan menguatkan profesionalisme. Kami ingin PPG menjadi ruang reflektif dan proses transformasi pedagogis, bukan sekadar memenuhi syarat administratif untuk sertifikasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peserta yang mengalami kendala kemanusiaan sedang didata secara saksama untuk menjadi pertimbangan dalam kebijakan afirmatif berupa ujian susulan yang adil dan manusiawi.
Kemenag akan terus mendorong PPG yang berbasis mutu, inklusif, dan berkeadilan. Program ini tidak hanya untuk mencetak guru bersertifikat, tetapi membentuk pendidik yang mampu memanusiakan pembelajaran, membina karakter, dan menjadi teladan di tengah masyarakat. (hms/smr)