4 Bandara AP II Punya Standar Pengamanan Cegah Terorisme, Raih Sertifikat dari BNPT

Petugas keamanan adalah bagian dari staff di bandara yang ikut berkontribusi atas keberhasilan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng di Tangerang Banten, satu dari 4 bandara di bawah pengelolaan AP II y ang punya standar pengamanan mencegah terorisme, pada 2022 diganjar sertifikat dari BNPT. Foto: humas AP II

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan sertifikat Standar Minimum Pengamanan Tahun 2022 kepada 16 pengelola objek vital strategis dan fasilitas publik. Dari sebanyak 16 objek vital strategis dan fasilitas publik penerima sertifikat, 4 di antaranya adalah bandara yang seluruhnya dikelola PT Angkasa Pura (AP) II.

semarak.co-Bandara-bandara AP II penerima sertifikat tersebut adalah Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Bandara Kualanamu (Deli Serdang), Bandara HAS Hanandjoeddin (Belitung) dan Bandara Soekarno-Hatta (Banten).

Bacaan Lainnya

Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar mengatakan, BNPT menyampaikan bahwa penyerahan sertifikat ini diharapkan supaya pengelola objek vital strategis dan fasilitas publik dapat terus meningkatkan kualitas pengamanan dari ancaman tindak pidana terorisme.

“Kita harus memiliki semangat kolektif dan kolaborasi dalam melawan terorisme untuk meningkatkan daya cegah dan daya tangkal dalam upaya preventif mencegah terjadinya tindak pidana terorisme,” ujar Komjen Pol Boy Rafli dalam rilis dilansir humas AP II usai acara melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Sabtu (31/12/2022).

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan sertfikat yang diberikan BNPT menunjukkan bahwa AP II berkomitmen dalam aspek keamanan guna mencegah tindakan terorisme di bandara yang dikelolanya.

“Bandara merupakan objek vital dan pintu masuk utama negara, sehingga sangat penting bagi AP II untuk memiliki suatu standar pengamanan guna mencegah dan memastikan bandara selalu aman dari segala bentuk terorisme,” ujar Awaluddin dalam rilis humas AP II ini.

Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, terang Awaluddin, bersama 3 bandara lainnya, telah mendapat sertifikat Standar Minimum Pengamanan dari BNPT. “Keamanan bandara selalu menjadi fokus AP II, khususnya dalam pencegahan dan penanganan terorisme atau radikalisme,” ujarnya.

AP II bersama BNPT, rinci dia, TNI dan Polri, serta stakeholder lainnya secara berkelanjutan akan meningkagkan aspek keamanan di bandara-bandara untuk dapat selalu mencegah bentuk terorisme dan radikalisme.

Director of Operation AP II Muhamad Wasid menuturkan aspek keamanan di bandara-bandara AP II diperkuat dengan personel yang sangat memahami potensi ancaman terorisme dan radikalisme. Di samping personel Aviation Security (Avsec), keamanan di bandara AP II juga diperkuat unsur TNI dan Polri.

“Kolaborasi yang baik antara Avsec serta TNI dan Polri sangat memperkuat pengamanan di bandara-bandara AP II. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan TNI dan Polri yang turut dalam pengamanan bandara AP II,” ujar Wasid juga dirilis humas AP II.

Lebih lanjut, Wasid menuturkan bandara-bandara AP II dilengkapi berbagai fasilitas terkini guna mencegah terorisme. “Bandara AP II dilengkapi sejumlah fasilitas keamanan guna mencegah dan menanggulangai aksi terorisme,” paparnya.

Fasilitas-fasilitas itu antara lain CCTV dengan kemampuan analytics, lanjut dia, sistem penanganan bagasi penumpang atau baggage handling system level 5 seperti di Bandara Soekarno-Hatta yang mampu mendeteksi bahan peledak. AP II juga memiliki penahan ledakan (explosive containment) dengan advanced technology pertama di Indonesia yang disebut dengan Nakula.

Nakula saat ini disiagakan di Bandara Soekarno-Hatta, untuk melakukan kegiatan kontraterorisme (counter-terorism) dengan cepat khususnya pada bagasi tercatat yang dicurigai dapat mengancam keselamatan. Seluruh operasional Nakula dikendalikan personel dari jarak jauh.

Apabila personel keamanan atau fasilitas keamanan seperti x-ray mendeteksi adanya material berbahaya di bagasi penumpang pesawat, maka bagasi tersebut dapat langsung dimasukkan ke dalam Nakula, untuk kemudian Nakula akan melindungi area sekitar dari efek berbahaya misalnya ledakan.

Kapasitas yang dapat ditahan Nakula adalah hingga 5 kg TNT, dan gas beracun yang timbul juga dapat diisolasi oleh Nakula. Proses selanjutnya adalah pihak berwenang dapat menarik Nakula menuju area pembuangan (disposal area) untuk dilakukan pembongkaran pada objek ledakan.

Seluruh operasional Nakula dapat dilakukan dari jarak jauh menggunakan remote control. Melalui kolaborasi antara Avsec, TNI dan Polri, serta diperkuat dengan berbagai fasilitas keamanan terkini, AP II berharap bandara-bandara yang dikelola perseroan dapat selalu mencegah dan menanggulangi tindakan terorisme serta radikalisme. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *