285 Murid Berkebutuhan Khusus Berlaga di Ajang LKS Diksus Tingkat Nasional 2025

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Pendidikan Khusus (Diksus) Tingkat Nasional 2025 diikuti ratusan peserta.

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Pendidikan Khusus (Diksus) Tingkat Nasional 2025 menandai momentum perdana perjuangan para murid berkebutuhan khusus ikut serta bersaing memperebutkan gelar juara.

Semarak.co – Sebanyak 285 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia siap beradu taktik, mental, dan strategi dalam sembilan cabang ajang, sekaligus lewat ajang ini para murid berkebutuhan khusus membuktikan kompetensi dan bakat yang dimiliki.

Bacaan Lainnya

Salah satunya adalah Galih Abdul Fathir Mufaqih, siswa SLB Negeri Tenggarong, Kaltim. Di ungkapkan guru pendamping, Muhammad Ardinanda, melalui ajang ini ia ingin membantu peserta didiknya untuk membuktikan kemampuan khusus pada cabang ajangTeknologi Informasi.

“Puji syukur, Fathir pertama kalinya lolos tingkat nasional. Fathir terus bekerja dan belajar lebih giat untuk lomba ini. Kami memiliki waktu kurang lebih dua bulan menyiapkan kompetisi ini dan berharap mendapatkan hasil terbaik,” ungkap Ardi, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Jumat (15/8/2025).

Ardi berharap, melalui LKS Diksus Tingkat Nasional 2025 ini Fathir menjadi pribadi yang percaya diri dan kemandiriannyayang jauh lebih baik. “Tentunya lomba ini menjadi motivasi ke depannya untuk Fathir, ilmu yang didapatkan selama proses mengikuti lomba juga semoga bisa bermanfaat saat ia sudah lulus sekolah,” terang Ardi.

Guru pembimbing SLB Negeri Batu Merah Ambon Widya Nasrul yang mendampingi peserta didik dari cabang ajang Tata Boga bersyukur peserta didiknya bisa tampil berlaga di perlombaan dengan skala nasional. Dengan segala keterbatasannya, dia  mendorong muridnya berusaha mengembangkan potensinya.

Widya mengungkapkan, sebagai pengajar dan pembimbing, dia fokus pada pemahaman potensi diri, pembentukan karakter, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata pada murid. Khusus pada cabang ajang tata boga, setiap hari setelah pembelajaran, murid di arahkan ke ruang ketrampilan untuk berkreasi dan melatih ketrampilan Tata Boga.

“Semoga setelah mengikuti kegiatan ini siswa kami meningkat keterampilannya, kepercayaan dirinya, dan motivasinya untuk terus belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan bakat yang didapat,” ucap Widya.

Harapan Juri LKS Diksus

Juri cabang ajang Teknologi Informasi Agus Agung Permana mengungkapkan, ia bersama tim juri memberikan penilaian terhadap hasil kerja peserta melalui empat aspek, yaitu ketepatan memahami permasalahan, ketepatan tentang solusi dari permasalahan tersebut, kecepatan waktu, dan kecakapan dalam menggunakan microsoft excel.

Ia menambahkan, khusus cabang ajang ini penilaian juga memiliki aspek ketepatan waktu kerja yang dibuktikan dengan kamera yang mengarah ke peserta dan belakang diri peserta.

“Kami ingin mendorong para peserta untuk terampil mengerjakan beberapa proyek yang kami berikan dalam microsoft excel. Kami berharap lomba ini menjadi wadah untuk pengembangan diri murid berkebutuhan khusus, memupuk kepercayaan diri dengan belajar kemajuan teknologi dengan baik,” tutur Agus.

Juri cabang membatik Cahyani menilai, ketrampilan murid berkebutuhan khusus dalam membatik tidak kalah dengan para murid lainnya. Ia sangat terharu melihat semangat juang para peserta dalam lomba ini dan juga melihat hasil batik yang dihasilkan para peserta merupakan suatu karya yang sangat layak pakai di masyarakat.

“Pada ajang ini kami tim juri memberikan tantangan kepada peserta untuk membatik dengan bahan yang sudah dikirim oleh panitia, setelah itu peserta mengirimkan video pengerjaan dan hasilnya dikirim kepada panitia lomba,” ujarnya.

“Ini merupakan kali kelima saya menjadi juri dan saya sangat takjub melihat karya-karya batik murid berkebutuhan khusus, sehingga saya percaya mereka akan terus maju dan siap bersaing menjadi sumber daya manusia yang unggul dan bermanfaat untuk masyarakat,” tutup Cahyani. (hms/smr)

Pos terkait