OJK Sumbagut Sebut BWM Miliki 889 Nasabah, OJK Jatim Catatkan Kinerja Positif

Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Heru Cahyono memberi keterangan pada wartawan di Surabaya. Foto: internet

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan Bank Wakaf Mikro (BWM) di Sumatera bagian utara (Sumbagut) hingga Agustus 2019 sudah ada lima yang beroperasi dengan jumlah nasabah mencapai 889 orang.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5, Yusup Ansori mengatakan, dengan jumlah nasabah 889 orang itu, dana kredit yang disalurkan sudah sebesar Rp1,234 miliar.

“Lima BWM itu masing – masing satu di Sumut, dua di Riau, Sumatera Barat satu dan Aceh juga satu. Kredit yang disalurkan BWM memang tidak besar,” ujar Ansori di Medan, Jumat (11/10/2019).

Dia memberi contoh, di RIau, salah satu BWM yang memiliki nasabah sebanyak 259 orang , total kredit yang disalurkan juga hanya Rp259 juta. Ansori menyebut, BWM pertama di Sumbagut didirikan di Sumatera Barat pada Juni 2018.

Kemudian di Sumut pada Oktober 2018 disusul Riau Maret 2019 dan terakhir di Aceh, Agustus 2019. BWM merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang didirikan atas izin OJK dengan tujuan menyediakan akses permodalan atau pembiayaan bagi masyarakat kecil yang belum memiliki akses pada lembaga keuangan formal.

OJK, katanya, berkomitmen untuk terus mengembangkan BWM di Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta mampu mengurangi ketimpangan dan kemiskinan. “OJK KR 5 juga terus berupaya menambah BWM di Sumbagut karena potensi pasarnya juga dinilai masih cukup besar,” katanya.

OJK Regional 4 Jawa Timur dalam laporannya menyebut industri jasa keuangan di wilayahnya sampai triwulan III 2019 menunjukan kinerja yang positif. Atau sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah setempat.

Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Heru Cahyono mengatakan, kinerja positif itu ditunjukkan dengan total aset dari 408 bank yang beroperasi di Jawa Timur yang meningkat sebesar 8,40 persen.

“Dan dana yang dihimpun meningkat 8,78 persen serta penyaluran kredit meningkat 6,90 persen. Total aset itu kami rangkum dari perbankan umum konvensional dan bank umum syariah,” kata Heru di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/10/2019).

Selain itu, intermediasi perbankan juga cukup baik dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 84,59 persen, dengan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang masih terjaga sebesar 3,75 persen.

Sementara Pasar Modal Jatim, kata dia, juga menunjukkan kinerja positif yang tercermin pada peningkatan jumlah investor saham sebesar 58,75 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasional sebesar 52,66 persen.

“Jumlah investor saham di Jawa Timur ini sebesar 13,40 persen dari total investor saham secara nasional. Kinerja yang baik ditunjukkan Industri Keuangan Non Bank di Jawa Timur, dengan pertumbuhan pendapatan premi asuransi sebesar 2,69 persen dan pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan sebesar 6,88 persen dengan NPF yang terjaga dengan baik sebesar1,86 persen,” urainya.

Selain itu perkembangan dana pensiun juga baik, yang tercermin dari pertumbuhan asset bersih dan investasi masing-masing sebesar 11,7 persen dan 11 persen. Heru menjelaskan OJK Regional 4 Jawa Timur juga telah melakukan upaya yang masif dan intensif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur melalui fungsi edukasi dan lerlindungan konsumen serta optimalisasi tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD).

“Edukasi kepada masyarakat yang kami laksanakan melalui 138 kegiatan sosialisasi dengan peserta edukasi sebanyak 21.075 peserta yang terdiri dari berbagai profesi, pelaku UMKM, pegawai, pelajar, akademisi dan ibu rumah tangga,” tutupnya. (net/lin)

 

sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *