Sambut Industry 4.0, Ubah Segera Pendekatan HR dan Siapkan Essential Leaders

Direktur Kubik Jamil Azzaini (kiri duduk) bersama People Operations Business Partner GFG ID Kudo Kartika Akbaria. foto: dok humas Kubik

Kubik Leadership menyelenggarakan diskusi tentang dunia human resources (HR) dengan tema Human Being Empowerment Dukungan Human Capital menghadapi revolusi industry 4.0. Diskusi dua bulanan dari program Leadership Café ini berlangsung di Graha Elnusa, TB Simatupang, Jakarta Timur, Kamis siang (13/12).

Country HR Director- GE Indonesia Rudi Afandy mengatakan, Teknologi berubah secara exponential, namun sayangnya organisasi masih tumbuh secara logarithma. Akibatnya terjadi gap di organisasi, 50 % berada di level senior manager yang rata rata adalah gen X, dan 17 % gap muncul di level junior manager.

Seperti diketahui, temuan teknologi termutakhir selalu menimbulkan perubahan yang sangat dahsyat seperti pertumbuhan exponential, ditemukannya berbagai product terbaru dan canggih yang mengubah gaya hidup, serta kebiasaan sebelumnya.

Pada industri 4.0 ini atau yang sering di sebut dengan revolusi industri keempat yang ditandai dengan robotisasi dan digitalisasi, muncul penemuan baru seperti mobil tanpa pengemudi, robot pintar, artificial intellegent dan lain sebagainya.

“Disrupsi pun terjadi di berbagai lini dan membawa pengaruh sangat besar. Salah satunya di dunia korporasi,” ujar Rudi  dihadapan lebih 100 praktisi Human Resources, Human Capital Development ( HCD) dari berbagai perusahaan terkemuka Indonesia yang hadir di Executive Lounge Graha Elnusa.

Pada era VUCA ini, lanjut Rudi, talent yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki kompetensi Agile, Assertive, Persistance, Collaborative dan Continous to learn, unlearn and relearn. “Namun sayangnya masih sedikit ditemukan talent seperti itu,” ujarnya.

Bisnis yang berkembang pesat tidak disertai kesiapan people dan organisasinya, ini tantangan besar untuk para HCD untuk dalam waktu singkat menemukan dan menciptakan karyawan yang sesuai dengan perubahan zaman.

“Selain organisasi diharapkan segera beradaptasi. Bukan itu saja, bagian HCD pun sudah mulai memikirkan platform terbaik untuk mengembangkan para karyawan dan talent yang dimiliki,” ujar Rudi, salah seorang pembicara.

People Operations Business Partner GFG ID Kudo Kartika Akbaria,melihat kebutuhan dan perkembangan yang ada, perusahaan perlu mengubah pendekatan dalam membangun hubungan dengan karyawan yang mereka miliki.

“HR bukan lagi sekedar personalia, pengembangan, support atau bahkan partner saja. HR saat ini diharapkan bisa menjadi business player yang menentukan pertumbuhan dan arah bisnis,” imbuh Kartika, pembicara lain ini.

Business Leader

“Sebagai HR peran  yang kami jalankan saat ini lebih banyak berdiskusi dan memastikan para business leader terlibat dalam agenda HR, 30 % melakukan pengembangan tim dan 20 % melakukan proses HR Improvement,” katanya.

Tinjauan dan informasi dari para pembicara mengenai perubahan besar peran HR sebagai Human Being Empowerment tak pelak mengundang antusiasme yang cukup ramai. Banyak peserta Leadership cafe menanyakan lebih details hal hal yang telah dilakukan baik oleh Rudi Afandy maupun Kartika Akbaria dalam keseharian mereka di organisasi. Termasuk tantangan apa saja yang ditemui dan bagaimana cara berpindah fungsi.

Inspirator Sukses Mulia yang juga Direktur Kubik Leadership Jamil Azzaini mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya berfokus pada pengembangan karyawan, tapi menyiapkan pemimpin yang hebat juga, tangguh, dan bisa membawa organisasi melewati berbagai tantangan yang muncul.

Pemimpin yang mampu menggerakkan energi, kata Jamil, aksi dan konsisten menciptakan perubahan sekaligus memenangkannya. “Dan syarat utama untuk itu, adalah munculnya trust dan respect tim kepadanya. Untuk itu, diperlukan Essential Leadership,” cetusnya.

Hal-hal kunci apa saja yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin agar ia benar benar memiliki Essential leadership? Jamil menyebut, dengan perpaduan dua hal, memiliki pemimpin yang hebat, dan karyawan yang sesuai dengan perubahan niscaya sebuah perusahaan atau organisasi tidak lagi gagap menyambut era revolusi industry 4.0. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *