Pengamat Rizal Ramli Nilai Optimisme Jokowi Makin Lama Makin Memudar

Rizal Ramli usai jadi pembicara di seminar nasional Institute Stiami bersama pembicara lainnya

Pengamat Ekonom Senior Rizal Ramli menilai, optimisme diperlukan baik dalam kehidupan pribadi maupun negara. Jokowi dinilai memang memberikan optimisme luar biasa pada 2014. Ternyata tebaran optimisme Jokowi makin lama makin memudar. Bahkan dalam banyak hal harapan akan kehidupan yang lebih baik makin memudar.

“Ekonomi stagnan di 5 persen, daya beli rakyat merosot, pengurangan kemiskinan terendah sejak reformasi. Widodo hanya mengurangi 450 ribu orang miskin per tahun,” ungkap Rizal Ramli dalam diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/02).

Bekas Menteri koordinator (Menko) Perekonomian Era Presiden Gus Dur, itu lantas membandingkan capaian pemerintahan sekarang dengan masa empat pemerintahan sebelumnya. Di era Presiden Gus Dur, kata Rizal, angka kemiskinan berhasil turun 5,05 juta orang per tahun.

Lalu di masa Presiden Habibie turun 1,5 juta orang per tahun, di masa Megawati turun 570.000 orang per tahun dan di rezim Susilo Bambang Yudhoyono turun 840.000 orang per tahun.

“Rendahnya penurunan kemiskinan masa Widodo karena garis ekonominya yang meninggalkan Trisakti, terutama karena kebijakan impor yang ugal-ugalan dan penghapusan subsidi listrik 450 VA dan 900 VA,” sindirnya.

Boro-boro kedaulatan pangan tercapai, lanjut Rizal, yang terjadi justru impor ugal-ugalan yang sangat merugikan petani. “Boro-boro kedaulatan keuangan tercapai, yang terjadi justru utang yang semakin besar, dengan yield yang merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Defisit transaksi berjalan 2018 adalah yang terburuk dalam 4,5 tahun terakhir,” tandas bekas Menko Kemaritiman era Jokowi.

RR, sapaan akrabnya, mengkritik keras pidato kebangsaan Widodo terkait pengembalian konsesi lahan di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu malam (24/02). Ucapan Widodo itu disinyalir ditujukan kepada Prabowo Subianto.

Menurut Rizal, banyak juga pemilik lahan luas yang berada di sekeliling bekas Wali Kota Solo tersebut. “Saya mohon maaf dari pidato seperti itu, Presiden Widodo kerdil. Karena pemilik tanah yang besar ada di sekitarnya,” kecamnya.

Kalau mau lakukan itu, lanjut RR, ambil tanah semuanya yang besar-besar bagikan pada rakyat. “Jadi Jangan kerdil jadi presiden. Harusnya presiden menjadi ‘man of honor’, kebijakannya berlaku untuk semua, Bukan orang per orang ditargetkan,” tandasnya.

“Ini kan orang per orang ditargetkan. Ambil saja tanah yang kebanyakan itu pendukung Widodo bagi sama rakyat, itu baru hebat. Itu di Amerika latin banyak yang begitu, presidennya revolusioner. Tanah orang kaya diambil semua dibagikan ke rakyat,” tukas menteri yang dikenal dengan jurus ngepret itu.

Dalam acara bertajuk konvensi rakyat, Widodo mengatakana, “Kalau ada konsesi besar yang ingin dikembalikan ke negara, saya tunggu. Saya tunggu, saya tunggu sekarang. Dan akan, dan akan saya bagikan untuk rakyat kecil. Karena masih banyak rakyat yang membutuhkan,” ucap Jokowi sebelumnya. (lin)

 

Sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *