Laba Melambat, Kredit UMKM BRI Tumbuh 13 Persen di Triwulan II 2019

Dirut BRI Suprajarto (kanan) saat paparan kinerja perusahaan di triwulan II 2019. foto: internet

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat laba konsolidasi pada kuartal II 2019 tumbuh 8,19 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp16,16 triliun. Atau melambat dibanding pertumbuhan laba konsolidasi periode sama 2018 sebesar 11 persen (yoy).

BRI juga terus meningkatkan portofolio pembiayaan kesegmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga akhir Juni 2019, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp888,32 triliun.

Pencapaian ini meningkat 11,84% dibandingkan penyaluran periode sama tahun sebelumnya. Penyaluran kredit didominasi ke segmen UMKM yaitu sebesar 76,72% atau senilai Rp681,50 triliun.  Penyaluran kredit UMKM BRI untuk triwulan II/2019 tercatat tumbuh 13% year on year.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengakui, pertumbuhan laba perseroan mengalami lamban. Itu karena perbankan yang core bisnisnya kredit UKM ini perlu menanggung beban dari kinerja anak usaha yang baru saja diakuisisi, PT Danareksa Sekuritas.

Seperti diketahui, BRI resmi memiliki 67 persen saham Danareksa Sekuritas itu per akhir 2018 sejalan dengan target perseroan untuk merambah bisnis perdagangan efek dan penjaminan emisi.

“Kenapa laba hanya tumbuh delapan persen, karena kami kebebanan anak perusahaan. Dan masalah itu ada di anak perusahaan baru. Banyak masalah di sana. Tapi itu masih dalam perhitungan valuasi saat kita akuisisi mereka,” ujar Suprajarto saat paparan kinerja perseroan di gedung BRI, kawasan Soedirman, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).

Saat ini induk usaha BRI masih melakukan semacam bersih-bersih kinerja Danareksa Sekuritas. Namun dia menolak secara gamblang untuk merinci masalah yang sedang dialami Danareksa Sekuritas. Perseroan, kata dia, meyakini di akhir 2019, Danareksa Sekuritas sudah pulih dan berkontribusi terhadap laba BRI yang ditargetkan mencapai 12 persen.

“Kita sedang bersih bersihkan, biar kita tidak ada beban lagi tahun depan. Saya yakin akan menutup dengan laba di akhir tahun. Karena saya yakin nanti akhir tahun bisa berkontribusi bertumbuh cukup baik di akhir tahun,” ujarnya.

Selain Danareksa Sekuritas, BRI masih memperbaiki masalah kredit bermasalah yang didera BRI Syariah dan BRI Agro. “Kita bersihin semua. Saya tidak mau ada yang disembunyikan lagi NPL atau noun performance loan atau kredit macet. Digelontorin. Tapi semua selesai tahun ini. Akhir tahun kita sudah simulasi, mereka bisa berikan kontribusi,” ujarnya.

Di kuartal II 2019 ini, secara keseluruhan BRI menumbuhkan laba 11,84 persen menjadi Rp888,32 triliun. Dari total kredit BRI, segmen UMKM masih mendominasi sebanyak Rp681,50 triliun. Atau sebesar 76,72 persen dengan pertumbuhan 13 persen. “Laba melambat ini memang benar, tapi kalau laba ‘bank only’ sudah sejalan,” paparnya.

“Pencapaian tersebut selaras dengan strategi perseroan yang terus memperbesar porsi penyaluran kredit ke segmen UMKM. Secara konsisten perseroan meningkatkan komposisi kredit UMKM dibanding kredit korporasi, dan kami targetkan di 2022 komposisi penyaluran kredit UMKM BRI mencapai 80% dari total portofoliokredit BRI,” imbuhnya.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai agent of development dalam mendukung program pemerintah, bank pelat merah ini terusmelakukan pembiayaan kepada para pelaku UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hingga akhir Juni 2019, tercatat BRI telah menyalurkan KUR sebesarRp50,29 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur. “Ini setara 57,8 persen dari target breakdown yang diberikan kepada BRI oleh Pemerintah di 2019 sebesarRp86,97 triliun,” imbuh Suprajarto didampingi seluruh direksi.

Tidak hanya pembiayaan, BRI juga turut berperan dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku UMKM. Sampai pertengahan 2019, pembiayaan BRI mendukung 1,1 juta pelaku UMKM sukses naik kelas.  Sekitar 65% dari jumlah tersebut didominasi pelaku UMKM yang mengajukan pembiayaan mikro.

Komitmen BRI untuk terus menggarap segmen UMKM mampu menjadi tulang punggung kinerja perseroan yang positif dan berkelanjutan. Hingga akhir triwulan II/2019, secara konsolidasian Bank BRI mampu mencetak laba Rp16,16 triliun atau tumbuh 8,19% dengan aset mencapai Rp1.288,20 triliun atau tumbuh 11,70 persen.

Perseroan juga mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp945,05 triliun atau tumbuh 12,78%. Proporsi DPK BRI masih didominasi dana murah (CASA) berupa tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 57,35%. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *