KPU Tetapkan Hasil Rekapitulasi Tengah Malam, Prabowo: Hak Rakyat Dirampas dan Diperkosa

layar Penetapan Rekapitulasi Final oleh KPU, Selasa dini hari (21/5) pukul: 01.46 WIB

Calon presiden (capres) Prabowo Subianto menyebut terjadi kecurangan pada Pemilu Serentak 2019. Tapi Prabowo berpesan agar aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) 22 Mei tetap digelar dengan damai. Hal itu disampaikan Prabowo melalui video yang beredar secara pesan berantai, sejak dini hari Selasa (21/5).

“Saudara-saudara sekalian. Sahabat-sahabatku, terutama yang berada di Jakarta. Saya ingin menyampaikan beberapa hal dalam suasana bulan Ramadan ini. Hak rakyat dirampas dan diperkosa,” ucap Prabowo dalam video itu yang kemudian banyak dilansir stasiun-stasiun televisi.

Kita, lanjut Prabowo, memahami bersama bahwa rakyat kita sedang risau bahwa kita prihatin dengan kecurangan-kecurangan yang begitu besar dilaksanakan dalam pemilihan umum yang baru kita laksanakan.

Tak lama usai stasiun televisi menayangkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi pemilihan presiden final yang menunjukkan kemenangan petahana Joko Widodo. “Saudara-saudara sekalian, masalah ini bukan masalah menang atau kalah,” kecam Prabowo didampingi wakil presidennya Sandiaga Uno.

Bukan masalah pribadi perorangan, lanjut Prabowo, tapi adalah masalah yang sangat prinsip yaitu kedaulatan rakat, hak rakyat yang benar-benar dirasakan sedang dirampas, hak rakyat yang sedang diperkosa.

Dalam video itu, Prabowo dan para petinggi BPN duduk bersila menghadap kamera. Kemudian Prabowo meminta aparat untuk tidak bertindak keras terhadap aksi memprotes penetapan hasil KPU tersebut.

Menurutnya menyampaikan pendapat secara berkelompok adalah hal yang wajar dan dijamin undang-undang. Dia juga mengimbau pendukungnya untuk menjalankan aksi secara damai.

“Saya terus mengimbau agar semua aksi, semua kegiatan berjalan dengan semangat perdamaian. Langkah kita adalah langkah konstitusional, langkah demokratis tetapi damai, tanpa kekerasan apa pun,” tegasnya.

Prabowo juga secara tegas menolak kalau dikatakan aksi menolak hasil Pilpres 2019 sebagai tindakan makar. “Tidak ada niat kami untuk makar, tidak ada niat kami untuk melanggar hukum. Karena itu, menyatakan pendapat di muka umum soal pilpres, ditegaskan Prabowo, dijamin UUD,” ujarnya.

Kita memahami bersama bahwa rakyat kita sedang risau, lanjut dia, kita prihatin dengan kecurangan-kecurangan yang begitu besar dilaksanakan dalam pemilihan umum yang baru kita laksanakan.

“Karena itu, Saudara sekalian, Sahabat-sahabatku, apa pun tindakan dan aksi dan kegiatan yang saudara-saudara ingin lakukan besok, kalau Saudara-saudara sungguh-sungguh mau mendengarkan saya, saya terus imbau agar semua aksi, semua kegiatan, berjalan dengan semangat perdamaian,” tegasnya.

Karena itu, Prabowo menegaskan perjuangannya bukan perjuangan pribadi, tapi untuk kedaulatan rakyat.

Sementara dalam rapat pleno hasil rekapitulasi final KPU secara nasional, KPU menetapkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai pemenang pilpres.

Jumlah suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin 85.607.362 suara atau 55,50 persen dari total suara sah nasional, yakni 154.257.601 suara.

Sedangkan jumlah suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 68.650.239 suara atau 44,50 persen dari total suara sah nasional. (lin)

 

sumber: detik. com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *