Kinerja Menjanjikan, Jamkrindo Perkuat Lini Bisnis Penjaminan Program dan Nonprogram

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto memberi sambutan sebelum memotong tumpeng rasa syukur ulang tahun Jamkrindo. Foto: Humas Jamkrindo

Perusahaan umum Penjaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) merayakan hari ulang tahun ke-49 pada 1 Juli 2019 dengan pencapaian kinerja yang menjanjikan. Perusahaan pelat merah ini terus memperkuat lini bisnis, baik penjaminan program maupun nonprogram.

Berdasarkan laporan keuangan audited 2018, volume penjaminan jamkrindo tercatat Rp 174,74 triliun dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 508,3 miliar. Angka ini melampaui rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) 2018 dengan volume penjaminan sebesar Rp 156,6 triliun dan laba sebelum pajak sebesar Rp 343 miliar.

Pada 2018, jumlah UKM dan koperasi yang usahanya dijamin Jamkrindo mencapai angka 7 juta unit. Pada 2019, Jamkrindo menargetkan volume penjaminan sebesar 182,36 triliun. Atau naik 16,5 persen dari RKAP 2018 sebesar 156,6 triliun.

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto menjelaskan, Jamkrindo terus berusaha meningkatkan volume penjaminan untuk mendorong perekonomian di masyarakat. Hingga Mei, volume penjaminan telah mencapai Rp 90,38 triliun yang tumbuh 22,5 persen dengan laba sebelum pajak (EBT) tercatat sebesar Rp302,52 miliar atau 42,37% dari RKAP Laba (Rugi) sebelum pajak tahun 2019 sebesar Rp714 miliar

“Semakin banyak masyarakat yang mendapat penjaminan kredit, semakin besar potensi pertumbuhan kegiatan ekonomi di masyarakat,” ujar Randi Anto di sela acara puncak HUT Jamkrindo, di Ancol, Jakarta Utara, Senin (1/6/2019).

Adapun aset pada Mei 2019, sebesar Rp17,19 triliun. Atau meningkat sebesar 5,81 persen dari Aset per 31 Desember 2018. Sementara pencapaian ekuitasnya sebesar Rp11,55 triliun. Atau naik 2,34 persen dibanding Per 31 Desember 2018.

“Jamkrindo akan terus berkomitmen memperluas pasar penjaminan dengan membuka kerjasama baru kepada perbankan, non perbankan, dan BUMN, serta melakukan kajian-kajian strategis menciptakan produk penjaminan sesuai perkembangan industri perbankan/non bank,” ujar Randi Anto.

Perekonomian yang bergerak dinamis, menuntut respons cepat dari korporasi, termasuk Jamkrindo. Jamkrindo sudah menetapkan sejumlah strategi melalui penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), otomasi proses bisnis dengan meningkatkan kekuatan sistem manajemen operasional yang optimal, melakukan pengembangan produk yang memiliki nilai tambah.

Kemudian memperkuat penetrasi pasar dengan berbagai inovasi, dan inisiatif sinergi dengan berbagai mitra bisnis perusahaan. Salah inovasi terbaru dalam bidang penjaminan dengan mengimplemetasikan marketplace guarantee atau MPG yang dapat menciptakan captive market penjaminan melalui peran perusahaan sebagai supplier database UMKM potensial yang layak kredit dan layak jamin kepada mitra penerima jaminan.

Jamkrindo menyebut pertumbuhan bisnis pada semester II 2019 akan jauh lebih cepat realisasianya. Hingga akhir semester I-2019, melampaui separuh dari target. “Bila realisasi kinerja Jamkrindo sudah berjalan dengan baik meskipun semester I 2019, masa-masa politik,” ungkapnya.

Semester II selalu jauh lebih cepat, kata dia, apalagi selesai politik, merasa konfiden, kalau proyek bisa jalan dan penyerapan KUR lebih cepat. “Growth bisnis naik sejalan dengan rating Indonesia yang naik dan ekonomi Indonesia yang stabil selama proses politik,” paparnya.

Berkiprah selama 49 tahun, Jamkrindo telah bertransformasi menjadi lokomotif industri penjaminan. Jamkrindo berperan penting dalam pembangunan UMKM dan Koperasi agar bisa naik kelas. “Koperasi dan UMKM memiliki peran strategis sebagai salah satu pilar utama penopang dan sekaligus penggerak Perekonomian Nasional,” ulasnya.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kutip dia, jumlah pelaku UMKM di Indonesia tahun 2017 mencapai 99,99 persen dari total 62.92 juta pelaku usaha. UMKM juga berkontribusi sebesar 60,34 persen terhadap PDB nasional.

Meski memiliki peran besar sebagai tulang punggung perekonomian indonesia, dalam menjalankan bisnisnya para pelaku industri UMKM masih terbentur beberapa kendala. Salah satunya adalah masalah permodalan.

“Banyak UMKM yang layak namun tidak mempunyai akses pendanaan perbankan. Di situlah Jamkrindo sebagai satu-satunya BUMN dibidang penjaminan kredit diberikan mandatory sebagai jembatan bagi UMKM untuk mengakses permodalan,” ujarnya.

Itulah kenapa Jamkrindo sebagai salah satu stakeholder utama UMKM dituntut untuk tak henti mencari cara agar UMKM di Indonesia bisa tumbuh berkembang. Sehingga Jamkrindo tak hanya berperan sebagai penjamin, tapi juga sebagai pemberdaya UMKM yang memang menjadi core business-nya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *