Kampanye Hitam Lewat Brosur Menimpa Paslon Nomor 3 Anies Sandi

Ketua FSU Ariefanda mengutip, Andika anggota tim relawan Anies-Sandi yang merekam video tersebut menanyakan identitas wanita paruh baya tersebut. Wanita ini menyebarkan brosur yang berisi Anies-Sandi hanya mengumbar janji saja. Wanita itu pun mengaku bernama Ari, dan mengatakan aksinya menyebar brosur disuruh pria bernama Pak Joko.

“Ibu saya minta KTP-nya. Saya Andika relawan Anies-Sandi, kata Andika. Wanita mengaku Ari ini pun menyatakan tidak membawa KTP,” kutip Arief, seperti ada tayangan video itu di Posko FSU, kawasan Senopati, Jaksel, Kamis (30/3).

Memang tampak, wanita yang memegang sejumlah brosur menjelekkan Anies-Sandi ini justru balik memfoto Andika. Usia memfoto, wanita yang mengenakan sweeter tersebut bergegas kabur, dan berdalih bosnya akan menemui Andika. “Entar dulu nanti bos saya ke sini,” ucap wanita berkacamata tersebut. Belum diketahui kapan video tersebut diambil oleh tim relawan Anies-Sandi.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Muhammad Taufik mengatakan, menjelang hari pencobolsan putaran kedua pada 19 April mendatang, pihaknya memang banyak menemukan potensi kecurangan dan black campaign. Apalagi bila melihat hasil evaluasi putaran pertama, di mana banyak ditemukan black campaign melalui brosur atau media sosial, pengerahan massa, intimidasi, dan sebagainya.

Untuk itu, lanjut Taufik, relawan Anies-Sandi yang menyebar di seluruh wilayah kota ataupun kabupaten semakin gencar turun ke lapangan untuk mengantisipasi adanya kecurangan-keucrangan tersebut. “Kalau tertangkap biasanya kita sudah mendapatkan bukti dan melaporkanya ke Panwaslu ataupun kepolisian. Ini bukti lemahnya Bawaslu. Saya kira Bawaslu harusnya turun juga kelapangan,” kata Taufik saat dihubungi, Kamis (30/3).

Taufik juga meminta Bawaslu memanggil Dinas kependudukan dan Catata Sipil untuk menahan pencetakan blanko e-KTP yang telah diberikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebanyak 100.000. “Kebutuhannya 300.000, dikasih cuma 150.000. Ya tahan saja dulu samapai selesai Pilgub. Kalau enggak ada KTP kan pakai Surat Keterangan (Suket). Ini pengacau pilkada,” ungkapnya.

Di bagian lain Taufik mengaku, untuk menyukseskan putaran kedua pilkada, DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DKI Jakarta melakukan konsolidasi dengan kader di provinsi Jabar. Ketua DPD Partai DKI Gerindra Mohammad Taufik mengatakan, pihaknya akan mengerahkan kekuatan penuh pada ajang Pilkada yang berlangsung di bulan April nanti. “Saya itu sudah meminta untuk seluruh anggota struktur Partai Gerindra yang ada di Jabar untuk teleponin saudaranya yang ada di Jakarta,” kata Taufik.

Dia menilai, kemenangan pasangan Anies-Sandi merupakan harga mati. Bahkan, dia menyebut bahwa bagi umat muslim yang ada di DKI adalah kesempatan bertaubat agar tidak jatuh pada lubang yang sama. Untuk putaran kedua, strategi yang diterapkan nanti akan lebih fokus pada menjaga agar tidak terjadi kecurangan. Sebab secara hitungan didalam survei saat ini posisi Anies–Sandi sudah unggul. Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jabar Ricky Kurniawan mengatakan, pihaknya siap membantu dengan seluruh kekuatan yang ada.

Bahkan, secara materi seluruh kader Gerindra yang duduk di badan Legislatif di Indonesia akan memberikan bantuan dana sebesar Rp20 juta rupiah. “Ini untuk anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota seluruh Indonesia disamping sumber-sumber dana lainnya,” kata dia

Dia menilai, Provinsi DKI Jakarta merupakan barometer bagi Indonesia. Sehingga, kemenangan Anies-Sandi dalam Pilkada nanti adalah kehormatan bagi Partai Gerindra dan juga bangsa Indonesia. “Jadi kita akan support penuh dari Gerinda Jabar dan seluruh Indonesia untuk dimintai kontribusi,” tutur Ricky. (snc/okc/jpg/lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *