Gerakan 2019GantiPresiden, Habib Rizieq Minta Ditingkatkan Jadi 2019PrabowoPresiden

Habib Rizieq Shihab alami tekanan dengan ditetapkannya sebagai tersangka kasus pornografi

Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memberikan sambutan dalam acara 212 Award yang digelar di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail. Dalam sambutan melalui rekaman pidato  yang diputar pada acara itu, Habib Rizieq mengungkapkan, gerakan #2019GantiPresiden tetap digaungkan. Bahkan, akan diubah menjadi #2019PrabowoPresiden.

“Gerakan #2019GantiPresiden tidak boleh padam. Harus terus ditingkatkan. Pada waktunya, gerakan #2019GantiPresiden kita tingkatkan jadi Prabowo Presiden 2019,” ujar Habib Rizieq dalam rekaman pidato yang diputar panitia acara, Jumat (4/1).

Gerakan umat muslim di 2019, harap Habib, bisa lebih jelas terlihat. Tidak boleh ada penghalang bagi umat muslim untuk melakukan pergerakan. “Karena itu, di 2019 ini kita lebih semangat termotivasi lakukan gerakan perubahan. Semoga Allah berikan kemenangan atas kita semua,” tegas Habib disambut kata Aamiin hadirin.

Terkait acara 212 Award, Habib Rizieq berharap agar semangat acara 212 Award terus berjalan dari tahun ke tahun. “Saya ingatkan bahwa anugerah 212 Award bukan sekadar  pemberian penghargaan, tapi lebih dari itu. Anugerah 212 Award memompa semangat juang menuju perubahan ke arah baik bagi bangsa dan Negara,” pesannya.

Seperti diketahui, Anugerah 212 Award untuk mengapresiasi beberapa media yang meliput aksi bela Islam yang digelar, 2 Desember 2018. Sebagai bentuk apresiasi tersebut, mereka memberikan penghargaan bagi beberapa media yang melakukan peliputan selama aksi 212.

Beberapa media terdiri dari media online dan televisi. Hal itu dikatakan ketua panitia pagelaran Anugrah 212 Award, Alamo Darusallam dalam rilisnya. “Panitia Reuni Akbar 212 menganugerahkan penghargaan 212 Award kepada para media dan individu yang secara konsisten menggaungkan jiwa patriotik 212 yang kolosal, tertib, damai, dan santun,” uja Alamo, di hari yang sama.

Acara ini sekaligus sebagai bentuk sikap kekecewaan panita 212 kepada beberapa media massa yang memilih tidak meliput aksi 212. Pihaknya menganggap hal tersebut mencederai semangat patriotisme yang ada dalam aksi 212.

“Padahal 212 adalah jiwa patriotik bersama milik seluruh masyarakat Indonesia dan dapat dijadikan sebagai salah satu aset bangsa di sektor pariwisata, yang dapat dikelola untuk pertumbuhan ekonomi. Maka seluruh masyarakat berhak mendapatkan informasi yang seluas-luasnya dan selengkap-lengkapnya,” terangnya. (lin/yah)

 

Sumber: suara.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *